Kamis, 03 Desember 2009

Pantun

Membawa peti dari malaka
Berisi pakaian si anak raja
Kalau hati sudah merasa suka
Semua keadaan indah di mata

Ikan batu di atas bara
Pohon selasih di tepi kota
Pikiran buntu badan sengsara
Bila kekasih jauh di mata

Ada budak membuang dedak
Penuh setimba di celah batu
Berdua tidak, bertiga pun tidak
Kekasih hamba hanyalah satu

Di celah batu bunga terselit
Lembut debu bunga seroja
Kasih tuan kasih di kulit
Tanam tebu di bibir saja

Rumah di kota amatlah bersih
Tempat bermain si orang kaya
Berpantang mata berasa kasih
Jumpa yang lain lupakan saya

Pokok selasih pokok bayam
Dalam kepuk buah berangan
Seorang kasih seorang sayang
Tidak bertepuk sebelah tangan

Rumput kuberantas habis rata
Burung serindik mematuk betik
Beribu melintas di depan mata
Hanyalah adik yang paling cantik

Menjadi tamu di hari raya
Penganan sura rasanya tawar
Hendak bertemu apakah daya
Hanya suara menjadi penawar

Dinda cantik tinggi semampai
Dada bidang rambut mengurai
Putih melepak lembut gemulai
Kakanda melihat rasa terkulai

Walau banyak bunga di taman
Bungan mawar masih dikenang
Walau banyak kupunya teman
Dalam hatiku dinda seorang

Pohon selasih tumbuh melata
Tumbuh perdu jauh di sana
Sepasang kasih mabuk bercinta
Siang merindu malam merana

Tinggi-tinggi burung merbuk
Terbang melayang ke tanah rata
Hati teringat mulut menyebut
Wajah terbayang di depan mata

Hujan basah habis pun basah
Duduk sendiri tidak mengapa
Sudah lama kita berpisah
Baru kini kita berjumpa

Bunga saya bunga melati
Bunga-bungaan harum baunya
Kasih saya sepenuh hati
Kasih tuan ke mana hinggapnya

Pungguk terbang di atas awan
Hampir tak terlihat oleh mata
Kalau hati rindu-rinduan
Rindu di hati meronta-ronta

Anak itik di sambar elang
Dari sumur sampai ke kali
Tinggalkan adik abang kan pulang
Panjang umur jumpa kembali

Putri di taman memakai gelang
Rambut berurai bawa mahkota
Bunga idaman disambar orang
Jatuh berderai si air mata

Sayang-sayang mabuk kepayang
Bunga di taman disunting kumbang
Belum dapat abang disayang
Sudah dapat abang dibuang

Melompat belalang di atas kapuk
Melihat orang hendak berperang
Alangkah malang si bujang lapuk
Bunga di tangan disambar orang

Kalau ada sumur di ladang
Mandi jangan di bulan terang
Sudah nasib celaka badan
Tunangan hilang dibawa orang

Ikan di laut garam di darat
Dalam kuali bertemu jua
Hati terpaut janji terikat
Atas pelamin bertemu jua

Ikan di laut asam di darat
Dalam kuali bertemu jua
Orang jauh berkirim surat
Berkali-kali dibaca juga

Sayang selasih tidak berbunga
Engganlah kumbang untuk menyapa
Sayang kekasih tidak setia
Badan merana kini jadinya

Bunga yang malang jaga dirimu
Janganlah layu sebelum kembang
Pupuklah iman dalam hatimu
Kalau kau layu dibuang orang

Ukir-ukirlah si kayu jati
Jadikanlah sebuah jambangan
Pikir-pikirlah sebelum terjadi
Jangan menyesal kemudian

Berbaju batik mata memikat
Melirik senyuman memukau semua
Duhai cantik saya terpikat
Bolehkah tahu siapa namanya

Bunyi lagu membangkit suasana
Bunga mekar di depan mata
Sunyi rasa tak dapat bersama
Kekasih hati jauh di sana

Layang-layang terputus tali
Jatuh ke bumi melayang laju
Duhai kekasih aku berjanji
Aku tercipta hanya untukmu

Hujan turun laut memburu
Dingin malam mengusik kalbu
Biar batu menjadi debu
Aku tetap sayang padamu

Ada jantung ada debaran
Ingin bertanya tetapi malu
Kumenunggu penuh harapan
Sudikah engkau menerimaku

Kelap-kelip bintang bertaburan
Cuma satu yang tampak terang
Sungguh banyak gadis pilihan
Hanya dinda yang paling kusayang

Kelap-kelip bintang bertaburan
Begitu indah bagai berlian
Sungguh banyak gadis menawan
Hanya dinda yang kurindukan

Kelap-kelip di tengah malam
Cahaya bintang sangat menawan
Biar cinta banyak rintangan
Akan kujaga dengan kesetiaan

Kelap-kelip bintang seribu
Indah menawan di tengah malam
Sungguh aku sedang merindu
Rindu di hati yang paling dalam

Kelap-kelip bintang menari
Indahnya bagai mata bidadari
Dinda kuharap menjaga diri
Untuk diriku sampai ku kembali

PUISI

cintaku …
Meski tlah jauh dariku
meski tlah memiliki yang lain
meski tlah lagi bahagia
namun…
kubahagia melihatnya bahagia
melihatnya tersenyum tertawa
menatap penuh cinta padanya
terima kasih …
atas segala cinta yang lalu
maaf …
bila ku masih mengusik hidupmu
namun…, izinkanlah aku
menyimpan cinta itu
yang masih merekah dan tulus
di lubuk hatiku yang terdalam

AJARI AKU CINTA

Jendela kamar sebuah rumah di samping jalan, terbuka lebar tanpa tirai yang menunutupi. Cahaya mentari menerobos masuk kedalam kamar rumah itu. Terlihat seorang laki-laki tengah terlelap ditemani bantal dan guling kesayangannya. Ia seakan tidak peduli indahnya pagi ini. Ia masih saja memilih untuk tidur dan bermimpi di atas kasur empuk dan terbalut selimut. Daripada harus menikmati indahnya sang mentari yang bersinar begitu cerah dan berseri. ”Yo… Bangun... Sudah pagi..!!””Kamu itu tidak pernah bisa bangun pagi apa...?!””Ayo bangun… Kamu kan harus mengantarkan adikmu ke sekolah Yo…!!””Huaaaaaaaaah... Iya... Iya Mah...!!” Seperti biasanya... Pagi ini Rayo dibangunkan oleh suara ibunya. Ia paksa untuk membuka mata walaupun terasa perih dan ngantuk. Tadi malam ia begadang karena harus mengerjakan tugas kuliah yang masih menumpuk. Rayo memang lebih senang mengerjakan tugas kuliah pada malam hari. Ketika semua orang tertidur pulas dan mendengkur. Semua orang memang mempunyai gaya masing-masing dalam mengerjakan tugasnya. Dan itulah gaya Rayo dalam mengerjakan tugasnya.Hari ini adalah hari pertama adiknya masuk sekolah setelah libur panjang akhir smester. Yaaa... Mau tidak mau... Ia harus mengantarkan adiknya. Itu memang tugas seorang kakak. Rayo tidak mau di anggap kakak yang tidak menyayangi adiknya. Yang membiarkan adiknya tidak terjaga di luar rumah.Lantas ia bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket akibat keringat tidur semalam. Ia bersihkan tubuhnya dengan sabun mandi yang baru saja ia beli kemarin. Ketika sedang menggosok tubuhnya dengan sabun, ia teringat mimpinya tadi malam. ”Tidak seperti biasanya... biasanya aku tidak pernah memperdulikan tentang mimpiku. Bahkan tidak pernah aku ingat-ingat apa mimpiku,” ucapnya dalam hati. Tapi pagi ini, entah kenapa mimpi itu seakan membekas dalam ingatannya. Rayo tidak bisa melupakan mimpinya itu. Di dalam mimpi itu, ia bertemu dengan seorang wanita. Wanita itu sungguh terlihat tidak asing lagi di matanya. Wanita itu mengingatkannya pada seseorang yang selama ini ia cintai dan ia kagumi. Wanita yang tidak pernah tahu betapa besar cintanya. Wanita yang dulu hampir membuatnya gila.Belum selesai ia melamunkan wanita itu, tiba-tiba terdengar suara ibunya memanggil. ”Rayo cepat dong...!!”Nanti adikmu bisa telat...!!”Iya Mah... bentar lagi nih...” Jawabnya sambil bergegas mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Rayo pun segera keluar dari kamar mandi dan memakai baju yang telah disiapkan oleh ibunda tercinta. Ibunya memang sangat menyayanginya, walaupun terkadang sering memarahinya karena malas untuk bangun pagi. Bangun siang memang kebiasaan Rayo dari dulu. Ia tidak bisa meninggalkan kebiasaan itu walaupun setiap pagi selalu di marahi ibunya. Selang beberapa menit… Rayo siap mengantarkan adiknya walaupun hanya menggunakan motor tua kesayangannya yang sering mogok. Maklumlah.... namanya juga motor tua. Motor warisan turun-temurun dari kakeknya. Meski begitu, ia sangat menjaga dengan baik motornya itu. Rayo selalu bersyukur walaupun hanya mempunyai motor tua warisan kakeknya. Karena ternyata di dunia ini masih banyak orang-orang yang belum mempunyai motor walaupun motor tua seperti milik Rayo.Setelah setengah jam perjalanan... Akhirnya mereka sampai ke sekolah. Tugas Rayo sebagai kakak yang baik sudah selesai. Ia pun segera kembali ke rumah. Bermaksud ingin melanjutkan tugas kuliah yang semalam sempat terhenti karena ngantuk. Tugas kuliah yang masih menumpuk dan saking banyaknya, sampai-sampai ia tidak tahu harus mengerjakan tugas yang mana dulu. Namun sebelum mengerjakan tugas, alangkah baiknya minum kopi sambil santai di teras rumah terlebih dahulu. Itu memang salah satu kebiasaan Rayo. ”Toh... waktuku masih banyak kok,” ucapnya dalam hati.”Mmmm.. sungguh indah pagi ini,” desahnya sambil menarik napas panjang. Kemudian ia teguk kopi yang baru saja ia buat untuk menemani paginya.”Aaaaah... Nikmatnya hidup di pagi hari... Apalagi sambil minum kopi...! Serasa di surga,” ucapnya dengan muka berseri. Kemudian ia keluarkan sebatang rokok yang dari tadi ia pajang di meja. Ia bakar dengan korek kayu yang telah kering oleh sinar mentari. Lantas ia hisap sedikit demi sedikit rokok itu. ”Aaaah... Mantap,” ucapnya setelah menghisap rokok. Memang indah sekali pagi itu. Kabut tipis seperti menyelimuti pakarangan rumahnya. Embun pagi seakan mengecupi dedaunan yang melambai ditiup angin. Sang mentari pun seperti tersenyum manis melihat Rayo yang sedang menikmati pagi. Indahnya pagi ini membuat Rayo kembali dalam lamunan yang tadi sempat terganggu oleh suara ibunya. Lamunan yang berasal dari mimpinya semalam. Mimpi yang tidak seperti biasanya. Rayo mulai mendalami lebih jauh mimpinya itu. Wanita dalam mimpi itu memang mirip sekali. Mirip sekali dangan wanita yang selama ini Ia kagumi dan ia cintai. ”Apa mungkin itu dia? Ah… mungkin itu orang lain,” ucapnya dalam hati seperti belum percaya. ”Tapi aku tahu betul wajah wanita yang selalu aku kagumi itu. Aku yakin sekali kalau wanita dalam mimpi itu adalah dia. Dia yang selama ini aku kagumi dan aku cintai. Dia yang hampir membuat aku gila.””Kini aku telah kehilangan dia… Aku rindu padanya....” Sudah enam bulan terakhir ini ia memang tidak pernah melihat sosok wanita itu. Namanya Riani. Nama yang indah. Sesuai dengan orangnya, cantik dan menarik. tidak hanya cantik parasnya tapi cantik pula perangainya. Yang Rayo tahu dia adalah wanita yang pandai bergaul. Dia juga wanita yang baik, peduli terhadap orang lain, dan tidak pernah memilih-milih orang untuk dijadikan teman. Kulitnya putih, matanya indah, dan hidungnya runcing. Badannya pun cukup tinggi untuk standar tinggi badan perempuan. Rayo suka sekali dengan hidung Riani yang runcing dan senyumannya yang manis.Terakhir Rayo melihatnya, wanita itu sedang asik duduk berduaan dengan seorang lelaki. Rayo tidak tahu persis siapa lelaki itu. Mungkin laki-laki itu temannya atau mungkin kekasihnya. Yang jelas mereka terlihat mesra, duduk berduaan di halte depan kampus, bercanda dan tertawa. Sambil menunggu mobil angkot yang akan mereka ditumpangi.Seketika... Saat itu Rayo merasakan sesuatu dalam hatinya. Suatu perasaan yang tidak jelas darimana asalnya. Rayo ingin sekali membunuh lelaki itu. Ia kesal... Mungkin ia cemburu, atau mungkin juga ia iri terhadap lelaki itu. Yang pasti Rayo tidak ingin kalau lelaki itu dekat-dekat dengan wanita yang ia kagumi.Itu memang terdengar sadis. Tapi Rayo merasa itu adalah hal yang wajar. ”Semua orang pasti akan merasakan hal yang sama ketika orang yang kita cintai dan kagumi bersama orang lain.”Tetapi waktu itu Rayo hanya bisa melihat, diam tanpa melakukan sesuatu. Rayo sadar bahwa ia bukanlah siapa-siapa. Ia hanyalah seorang pengagum rahasia yang hanya bisa berharap bahwa suatu saat nanti ia bisa seperti lelaki itu. Bercanda dengan wanita yang ia kagumi, tertawa bersama dan duduk berdampingan sambil menunggu mobil angkot yang akan di tumpangi. “Seandainya saja saat itu aku berada di posisi lelaki itu, aku pasti akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini,” ucapnya dalam hati. ”Ah... aku pikir itu hanyalah khayalan bodoh yang mustahil menjadi nyata jika aku hanya diam dan menunggu. Menunggu sesuatu yang tidak pernah aku ketahui bagaimana akhirnya,” katanya sambil menyalahkan dirinya sendiri. Lamunan Rayo kian melayang… melayang begitu jauh dan dalam…hingga Rayo teringat kembali ketika ia pertama kali bertemu dan mengenal wanita yang diaguminya itu. Pertemuan indah sekaligus menyakitkan yang tidak pernah ia rencanakan sebelumnya.Malam itu Rayo baru saja pulang kuliah. Ia duduk sendirian di halte depan kampus sambil menunggu mobil angkot jurusan rumahnya. Entah kenapa malam itu tidak seperti biasanya. Malam itu begitu gelap dan sepi. Hanya ada beberapa orang yang sedang duduk sambil menunggu mobil tujuannya masing-masing. Itupun akhirnya mereka pergi setelah ia datang, karena mobil yang ditunggu oleh mereka telah tiba.Sudah satu jam ia duduk sendirian. Tiba-tiba seorang wanita menghampirinya dan duduk tepat di sebelah kanannya. Wanita itu cantik, putih dan manis. Lalu seketika jantung Rayo berdebar kencang. Ia tidak mengerti apa yang ia rasakan saat itu. Rayo seperti orang yang baru pertama kali melihat mutiara yang paling indah di dunia ini. Pokoknya ia merasakan sesuatu yang berbeda malam itu. Tapi Rayo hanya bisa diam tak bersuara. Ia malu untuk menanyakan nama, meminta nomer handpone dan menanyakan dimana rumah wanita itu. Biasanya itu memang trik seorang laki-laki jika ingin berkenalan dengan seorang wanita. Sudah 15 menit Rayo duduk berdua dengan wanita itu, tapi tidak ada satupun kata yang keluar dari mulutnya. Rayo hanya bisa diam. Hanya bisa menatap wanita itu tanpa mengatakan sesuatu. ”Yaa.. Aku memang seperti itu. Dan aku sadar... Itu memang salah satu kelemahanku yang tidak bisa aku pungkiri,” katanya seraya menyesal.Tiba-tiba mobil angkot yang Rayo tunggu-tunggu telah tiba. Rayo segera bersiap untuk pergi dari tempat itu. Akhirnya Rayo pun meninggalkan wanita itu tanpa mendapatkan sesuatu yang berharga yang keluar dari mulut wanita itu. Walaupun hanya sekedar nama, alamat rumah, ataupun nomer handpone wanita itu. Ia sangat menyesali kejadian itu. ”Sungguh sangat di sayangkan sekali... Wanita secantik itu aku tinggalkan pergi begitu saja..” kata Rayo dalam penyesalannya. Setelah malam itu, Rayo tidak pernah lagi melihat sosok wanita itu di kampus, di jalan maupun di halte.”Ah... Aku memang bodoh. Aku telah kehilangan mutiara terindah yang pernah aku temukan. Aku menyesal... Kenapa malam itu aku tidak sempat menanyakan namanya, nomer handpone atau alamat rumahnya,” ucap Rayo kembali dalam sebuah penyesalannya.Kalau saja malam itu Rayo berani menanyakannya, mungkin tidak akan seperti ini jadinya. Penyesalan memang selalu datang terlambat. Tapi tidak untuk orang yang selalu memanfaatkan kesempatan. Tidak seperti Rayo, ada kesempatan emas... Malah di sia-siakan. **** Dua bulan telah berlalu... Yah… Dua bulan memang berlalu, tapi sosok wanita itu selalu saja menghantui pikirannya. Mengganggu malam-malamnya. Setiap malam selalu saja terpikirkan tentang wanita itu. Setiap detik selalu saja ada sosok wanita itu. Di dalam angan dan didalam pikiran Rayo pasti hadir sosok wanita itu. Namun akhirnya, setelah sekian lama Rayo menanti selama dua bulan, Rayo dipertemukan kembali dengan wanita itu. Dengan wanita yang selama dua bulan itu hampir membuatnya gila karena penyesalannya.Waktu itu Rayo bertemu di salah satu acara kampus. Hatinya senang bukan main. Rayo seperti menemukan kembali mutiara terindah yang selama ini hilang ditelan ombak. Tapi apa yang ia perbuat saat itu…? Tetap saja ia hanya bisa terdiam. Padahal selama dua bulan itu ia menunggu sosok wanita itu. Menanti keberadaannya, merindukan kehadirannya. Tapi kenapa setelah menemukannya, Rayo sama sekali tidak melakukan apapun? Tetap saja ia hanya bisa terdiam. Namun seperti tidak kehabisan akal, Rayo pun meminta tolong salah satu temannya untuk mengenalkan wanita itu padanya. Karena memang temannya itu mengenal baik wanita itu. Setelah sekian lama... Selama dua bulan lamanya Rayo menantikan saat-saat indah itu, akhirnya mereka pun saling mengenal dengan bantuan dari temannya. Sampai pada akhirnya Rayo sangat mengenal baik Riani. Ia begitu dekat dengan Riani.Nah... itulah saat pertama kali Rayo mengenal Rriani. Tapi dasar memang bodohnya ia… Walaupun saat itu ia sudah mengenal Riani, bahkan sangat mengenalnya, tapi tetap saja ia hanya bisa diam. Ia tidak pernah menemukan keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya pada Rriani. Memang benar kata orang bahwa “Sangatlah menyakitkan ketika kita mencintai seseorang tapi tidak pernah dicintai oleh orang yang kita cintai. Namun lebih menyakitkan lagi ketika kita mencintai seseorang namun tidak pernah menemukan keberanian untuk mengungkapkan isi hati kita kepada orang yang kita cintai.”Ungkapan itulah yang membenak di hati Rayo. Itulah yang ia rasakan saat ini, hatinya sakit karena ia tidak pernah menemukan keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya pada Riani. Mengungkapkan rasa sayangnya pada Rriani, mengungkapkan rasa cintanya pada Riani dan mengungkapkan rasa rindunya pada Riani.Mungkin karena Rayo tidak pernah menemukan keyakinan dalam hatinya yang membuat ia berani untuk mengungkapkan isi hatinya pada Riani. Hingga akhirnya, sampai pada saat Rayo mengetahui bahwa Riani sudah memiliki kekasih. Waktu itu Riani sendiri yang mengatakannya pada Rayo, bahwa dia sudah memiliki seorang kekasih. Kekasih yang sudah lama tidak dijumpainya. Kekasih yang berada jauh dari tempat Riani. Mereka sudah dua tahun menjalin hubungan kekasih. ”Kenapa ia baru mengatakannya ketika rasa cintaku kian dalam padanya...?? Kenapa pada waktu itu dia seakan membalas cintaku...?? Apa maksud dia sangat dekat denganku..?? Seakan dia tidak ingin kehilanganku” ucapnya dalam hati sambil meneteskan air mata. Ternyata apa yang selama ini ia takutkan, apa yang selama ini ia hindari, dan apa yang selama ini ia elakkan, akhirnya terjadi juga. Kini sudah jelas apa yang Riani inginkan. Kini sudah jelas apa maksud Riani dekat dengannya. Rayo sadar bahwa ia hanya di jadikan pelabuhan sementara mimpi-mimpi indah Riani bersama kekasihnya. Ia hanya di jadikan tempat pelampiasan cinta Riani yang menjemukan.Rayo hanya bisa berdoa dan berharap suatu saat nanti kisah itu tidak terulang kembali pada dirinya. Kisah itu hanya akan menyakitkan hati. Ia tahu Riani begitu jahat terhadapnya karena telah mengajak dirinya masuk kedalam kehidupan mereka. Kehidupan mereka yang sesengguhnya telah bahagia tanpa ada dirinya. Namun Rayo tidak mampu untuk membenci Riani. Ia tidak mampu menghapus nama Riani yang telah terukir indah dan dalam di hatinya.Hingga akhirnya… Hatinya merasakan sakit ketika ia harus menatap mata Riani, karena ia sadar bahwa Riani bukanlah miliknya. Hatinya merasakan sakit ketika ia harus menyayangi Riani, karena ia sadar bahwa Riani tidak akan pernah jadi miliknya. Dan hatinya merasakan sakit jika Riani tahu isi hatinya, karna ia sadar bahwa dirinya tidak berarti apa-apa bagi Riani. **** Mungkin itu sudah menjadi jalan takdir Rayo. Mungkin ia hanya bisa mencintai dan mengagumi tanpa harus memiliki Riani. Mungkin ia hanya bisa bermimpi untuk bisa selalu mencintai dan berharap memiliki Riani. Namun Rayo selalu bahagia walaupun ia hanya bisa mengingat wajah Riani. Walaupun hanya sekedar mengenang senyumannya, dan mencintai tanpa harus memilikinya. Biarlah cinta sendiri yang berbicara. Biarlah Riani sendiri yang menentukan siapa yang harus di cintainya. Karena cinta berhak memilih siapa yang harus di cintai. ”Biarlah semua itu menjadi kenangan terindah sekaligus kenangan pahit untukku.” ”Kenangan yang akan selalu aku simpan sampai kapanpun. Mungkin sampai aku tua dan sampai aku tidak sanggup lagi untuk menyimpannya,” ucap Rayo dalam hati.”Ya sudahlah. Yang terjadi biarlah terjadi. Tapi aku tidak pernah menyesal walaupun aku hanya bisa bermimpi dan berharap untuk memiliki Riani,” ucapnya mencoba untuk mengikhlaskan Riani bersama kekasihnya. Kemudian ia pergi menuju kamarnya. Ia mencari selembar kertas dan sebuah pulpen. Ia tuliskan kisahnya dalam bentuk puisi. Kisah cinta yang akan ia kenang untuk selamanya. Sambil meneteskan air mata, ia menulis kisah cintanya di atas selembar kertas yang dari tadi ia pegang. Ku tiupkan nafas kegelisahanku tanpamu...Ku telan ludah kesunyianku tentangmu...Ku goreskan tinta kerinduaanku padamu...Dan ku bangkitkan semua kenanganku bersamamu... Entah apa yang tersembunyi dibalik kebahagianku selama ini...Senyum, senang, canda dan tawa...Semuanya mengalir dalam sekejap...Berlalu tanpa sebuah arti yang pasti... Mungkin memilikimu tidaklah nyata bagiku...Mungkin memilikimu hanyalah mimpi bagiku...Mungkin memilikimu hanyalah harapan semu bagiku... Mungkin memilikimu memang tidak pantas untukku... Biarlah aku merindukanmu meski kau bukan milikku...Biarlah aku menyayangimu meski kau bukan untukku... Biarlah aku menantimu hingga tak mampu kumenanti...Hingga aku tidak ingin lagi menantimu... Ya Tuhanku...Ajarkan aku menerima semua kenyataan MU...Ajarkan aku dalam memaknai setiap takdir MU...Segala penyesalan aku serahkan hanya kepada MU...Semoga hari esok lebih baik dari hari ini...
Populerkan, simpan atau kirim cerpen ini : Share/Save/Bookmark

HIKMAH KEMATIAN








Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?

Seperti yang tercantum dalam ayat “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. 29:57) tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.

Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.

Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8)

Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!

Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan “hari-hari indah” di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.

Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain “seonggok daging”. Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.

Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.

Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.

Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.

Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.

Singkatnya, “onggokkan daging dan tulang” yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda – atau lebih tepatnya, jiwa anda – akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda – tubuh anda – akan menjadi bagian dari tanah.

Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?

Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting

Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang “dibungkus” dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.

Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.

Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:

Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja.” (QS. 33:16)

Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.

Sabtu, 28 November 2009

Cnta ntu bhagia tp mnyakitkan, saat qta MENCINTAI qta mrasa bhagia, tp saat qta CEMBURU Qta mrasa tluka. Byk yg mngatakan bhwa "CINTA TAK HARUS MEMILIKI" t BOHONG, cmua org ingin mmliki bahkan trkdang mrasa hrus mmiliki...
Spintas q mlihatmu, kau tiada bearti, namun tiada q sdar, kau lh arti hdup nie..
Kau yg slalu tersenyum bercmbu dgn tawamu, tnpa q sdari q tlah mncntaimu..
bRuLang kali q cri perhatianmu, agr drimu tw, Q Ad d sNi uNtK mU..
Engkau ad d sni krna q tlah tRCpTA..
Tuhan, jgn hentikan angin berbsik, agr smpai kta rndu q untk nya, jgn lrang ombak mnghempas karang, agr ia tw bgtu ingin ny ak brada d dkatnya, jgn biarkan kumbang mlupakan bunga krna aq tak mw khilangannya...

Puisi

bLa cnta hrs brkhir dgn kesedihan, mka jgn prna mnyesal dgn sbuah prtmuan, krna org yg mmbuat mu sedih.. adlah org yg prna buat mu bHaGiA...

Kamis, 19 November 2009

Puisi

Jika dia memang sebuah cinta, Dia tak akan menyiksa namun mengisi.
Dia tak kan pernah memaksa namun mengerti.
Dia tak datang dengan kata, namun menghampiri dengan hati.
Dia tak datang karena permintaan, namun senantiasa hadir karena ketulusan.
Dia tak hadir karena kekayaan, namun hadir karena pengorbanan dan kesetiaan.
Kita di dunia bukan mencari seseorang yang sempurna tuk di cintai, tapi kita belajar mencintai orang yang tak sempurna dengan cara yang sempurna.

Kamis, 12 November 2009

Hari Yang Mengesalkan

Kemarin adalah hari yang mengesalkan buat aku. Emang sih aku senang jalan-jalan, tapi entah kenapa kemarin aku enggak senang banget, yang ada malah ngebtin...

Kamis, 29 Oktober 2009

Sahabat Coly

Sahabat ku, sahabat yang selalu ada di saat aku butuh jika aku senang atau sedih.